Posted by : Unknown
14 Dec 2012
Jum'at, 14 Desember 2012, 12:24 WIB
Prestasi sepakbola yang buruk juga diklaim akibat kepengurusan yang kisruh.
Sepakbola Indonesia saat ini menantikan keputusan dari sidang Komite Eksekutif (Exco) FIFA, yang berlangsung di Tokyo, Jepang.
Sidang dilangsungkan sesuai dengan jadwal yang sudah disusun sebelumnya dengan memberi kelonggaran kepada pengurus sepakbola Indoensia agar berdamai dan menunjuk satu kepengurusan PSSI yang sah serta diakui.
Namun kelonggaran itu gagal menyatukan dua kubu sepakbola Indoensia yang terbelah dengan dua kubu, pendukung kepengurusan PSSI pimpinan Ketua Djohar Arifin dan KPSI pimpinan La Nyala Mattalitti.
Seperti diamanatkan FIFA sebelumnya, dua pihak yang bersengketa sebenarnya sudah menggelar Kongres sebelum sidang Jumat (14/12) hari ini. Namun alih-alih Kongres digelar untuk menyatukan dualisme kepengurusan, masing-masing kubu justru makin jauh terpisah dengan dua kongres berbeda.
Meski menolak disebut campur tangan, pemerintah yang nampak kehilangan kesabaran akhirnya memutuskan membentuk sebuah Gugus Tugas karena mengkhawatirkan jatuhnya sanksi dari FIFA.
Sikap ini dikritik keras pengurus PSSI kubu Djohar Arifin karena justru dianggap akan mempertegas sanksi FIFA karena pemerintah dilarang intervensi kepengurusan sepakbola negara anggota.
"AFC, (FIFA) Oceania, bahkan UEFA sangat membantu agar Indonesia tidak kena sanksi FIFA. Kalau menurut AFC, juga FIFA (pembentukan gugus tugas) itu hal yang tidak perlu, seru salah seorang pengurus PSSI, Saleh Mukadar.
Sudah bertemu Blatter
Sanksi terhadap sepakbola Indonesia bisa jadi berakibat pada harus absennya Indonesia di seluruh ajang kompetisi sepakbola resmi dalam kalender kejuaraan yang diakui dunia.
FIFA bukannya tidak membantu Indonesia menghindari ancaman sanksi berat tersebut. Selain dua kali memberi kelonggaran waktu untuk menyelesaikan kemelut kepengurusan PSSI, sejumlah pejabat penting FIFA juga menjadwalkan waktu khusus bertemu pengurus PSSI di Tokyo Kamis (13/12) kemarin.
Seperti ditulis oleh situs berita televisi SCTV, Djohar dipanggil mendadak dalam pertemuan itu menemui Presiden FIFA Sepp Blatter, Sekjen Jerome Valcke, Direktur Organisasi Thierry Regenass, Presiden AFC Zhan-zhi Long, serta Presiden FIFA Oceania David Chung.
"Saya menemui beliau dan menceritakan kondisi yang sesungguhnya terjadi," kata Djohar.
Pertemuan itu membuat Djohar berkeyakinan sanksi berat tak akan jatuh dari palu FIFA.
"Alhamdulillah, Insya Allah PSSI tidak akan kena sanksi FIFA," tambah Djohar.
Upaya menghindari sanksi juga dilakukan Gugus Tugas sepakbola bentukan pemerintah.
Buntut lain dari perselisihan antar kubu pengurus sepakbola adalah perebutan kantor PSSI di kompleks Gelora Bung Karno. Sejak beberapa hari terakhir pasca kongres dua kubu, kantor PSSI dijaga oleh sekelompok pengaman swasta sewaan mengantisipasi rumor yang menyebut kantor akan diambil alih paksa oleh kubu KPSI.
Prestasi sepakbola yang buruk juga diklaim akibat kepengurusan yang kisruh.
Sepakbola Indonesia saat ini menantikan keputusan dari sidang Komite Eksekutif (Exco) FIFA, yang berlangsung di Tokyo, Jepang.
Sidang dilangsungkan sesuai dengan jadwal yang sudah disusun sebelumnya dengan memberi kelonggaran kepada pengurus sepakbola Indoensia agar berdamai dan menunjuk satu kepengurusan PSSI yang sah serta diakui.
Namun kelonggaran itu gagal menyatukan dua kubu sepakbola Indoensia yang terbelah dengan dua kubu, pendukung kepengurusan PSSI pimpinan Ketua Djohar Arifin dan KPSI pimpinan La Nyala Mattalitti.
Seperti diamanatkan FIFA sebelumnya, dua pihak yang bersengketa sebenarnya sudah menggelar Kongres sebelum sidang Jumat (14/12) hari ini. Namun alih-alih Kongres digelar untuk menyatukan dualisme kepengurusan, masing-masing kubu justru makin jauh terpisah dengan dua kongres berbeda.
Meski menolak disebut campur tangan, pemerintah yang nampak kehilangan kesabaran akhirnya memutuskan membentuk sebuah Gugus Tugas karena mengkhawatirkan jatuhnya sanksi dari FIFA.
Sikap ini dikritik keras pengurus PSSI kubu Djohar Arifin karena justru dianggap akan mempertegas sanksi FIFA karena pemerintah dilarang intervensi kepengurusan sepakbola negara anggota.
"AFC, (FIFA) Oceania, bahkan UEFA sangat membantu agar Indonesia tidak kena sanksi FIFA. Kalau menurut AFC, juga FIFA (pembentukan gugus tugas) itu hal yang tidak perlu, seru salah seorang pengurus PSSI, Saleh Mukadar.
Sudah bertemu Blatter
Sanksi terhadap sepakbola Indonesia bisa jadi berakibat pada harus absennya Indonesia di seluruh ajang kompetisi sepakbola resmi dalam kalender kejuaraan yang diakui dunia.
FIFA bukannya tidak membantu Indonesia menghindari ancaman sanksi berat tersebut. Selain dua kali memberi kelonggaran waktu untuk menyelesaikan kemelut kepengurusan PSSI, sejumlah pejabat penting FIFA juga menjadwalkan waktu khusus bertemu pengurus PSSI di Tokyo Kamis (13/12) kemarin.
Seperti ditulis oleh situs berita televisi SCTV, Djohar dipanggil mendadak dalam pertemuan itu menemui Presiden FIFA Sepp Blatter, Sekjen Jerome Valcke, Direktur Organisasi Thierry Regenass, Presiden AFC Zhan-zhi Long, serta Presiden FIFA Oceania David Chung.
"Saya menemui beliau dan menceritakan kondisi yang sesungguhnya terjadi," kata Djohar.
Pertemuan itu membuat Djohar berkeyakinan sanksi berat tak akan jatuh dari palu FIFA.
"Alhamdulillah, Insya Allah PSSI tidak akan kena sanksi FIFA," tambah Djohar.
Upaya menghindari sanksi juga dilakukan Gugus Tugas sepakbola bentukan pemerintah.
Buntut lain dari perselisihan antar kubu pengurus sepakbola adalah perebutan kantor PSSI di kompleks Gelora Bung Karno. Sejak beberapa hari terakhir pasca kongres dua kubu, kantor PSSI dijaga oleh sekelompok pengaman swasta sewaan mengantisipasi rumor yang menyebut kantor akan diambil alih paksa oleh kubu KPSI.
Tunggu Posting Berikutnya ya!!!
Jangan Lupa Follow http://creative-4rt.blogspot.com/
Jangan Lupa Follow http://creative-4rt.blogspot.com/
{ 1 komentar... read them below or add one }
Rule In This Blog :
- Don't Spam
- Don't Flood
- Boleh Copas Tetapi Sertakan Credit
- Komentar Dengan Bahasa Yang Bagus
Blog Ini Sudah Saya Setting Jadi Blog Dofollow
benahin lagi dunk managementnya,,,,sayang kan anak bansa yang berbakat
ReplyDelete